Saturday, June 27, 2015

Daerah tempat puasa paling lama dan puasa paling singkat

Umat muslim di Skandinavia, wilayah dekat Kutub Utara, serta seluruh area Inggris Raya, mengalami waktu puasa terpanjang di dunia, karena Ramadan kali ini tiba saat musim panas. Sesuai aturan berpuasa dari terbitnya fajar hingga terbenam matahari, maka warga Eropa sisi utara ini harus menahan lapar dan haus sepanjang 22 jam.
di Inggris, subuh dimulai pada pukul 02.18 waktu setempat. Sementara maghrib baru tiba pukul 21.22.


Yap, itulah tempat-tempat di dunia dengan durasi puasa terpanjang, terpendek. Di manapun kita berada, tetap lah harus menjaga puasa agar tidak batal seraya senantiasa memohon tambahan iman kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Semoga Dia mempermudah ibadah Ramadhan kita semua. Amin ya Rabbal 'alamin.

Waktu dan Jadwal Shalat


Jika kita meneliti maksud Ayat-ayat Suci akan kita ketahui bahwa dalam menentukan waktu Shalat dan Puasa bukanlah harus didasarkan pada terbit dan terbenamnya Surya dipandang dari daerah kediaman manusia, tetapi hendaklah didasarkan atas rotasi Bumi di sumbunya yang menjadikan daerah tertentu pada suatu garis bujur dari utara ke selatan memiliki Legal Time, Waktu Setempat atauStandard Time yang bersamaan.

Penentuan jadwal Shalat pada zaman sebelum topan Nuh buat seperlunya sudah dibicarakan, kini marilah kita perbincangkan pula jadwalnya yang harus berlaku kini. Pertama kali hendaklah kita ketahui pembahagian daerah muka Bumi sehubungan dengan keadaan yang ditimbulkan oleh adanya lenggang zigzag Bumi ke utara dan ke selatan garis ekliptik, akibat dari berlakunya topan besar di zaman Nabi Nuh, dan kini disebut orang dengan pergantian musim. Sehubungan dengan musim itu dan sosial ekonomi umumnya, maka para ilmuwan telah membagi daerah geografis Bumi ini jadi:
1. Frigid Zone yaitu daerah dingin, meluas sejauh 23½ derajat dari masing-masing kutub Bumi di utara dan di selatan. Di daerah ini pergantian siang malam sangat lama, maksimal 6 bulan siang, dan 6 bulan malam di kutub utara mulai dari tanggal 22 September sampai dengan 20 Maret setiap tahun, waktu mana berlaku siang yang lama dikutub selatan.

2. Torrid Zone yaitu daerah panas, meluas sejauh 23½ derajat ke utara dan ke selatan garis ekuator Bumi. Di daerah ini lama waktu pergantian siang malam hampir sama panjang. Surya tepat berada di atas garis ekuator pada tanggal 21 Maret dan
21 September setiap tahun.

3.Temperature Zone yaitu daerah musim di luar kedua daerah di atas tadi, masing-masingnya seluas 43 derajat di belahan utara Bumi dan 43 derajat di belahan selatan. Daerah musim belahan utara mengalami waktu siang lebih panjang mulai tanggal 21 Maret sampai dengan 21 September setiap tahun, dan di belahan selatan mulai tanggal 22 September sampai dengan 20 Maret.

climatic zones
A. North Frigid Zone
B. North Temperate Zone
C. Torrid Zone
D. South Temperate Zone
E. South Frigid Zone

Tetapi pergantian musim berlangsung semakin pendek sebanding dengan berkurangnya lenggang Bumi ke utara dan ke selatan garis ekliptik keliling Surya, maka yang dicatatkan tadi ialah kejadian yang berlaku pada abad 15 Hijriah. Jika orang melihat Surya condong ke utara atau ke selatan sewaktu terbit dan terbenamnya, maka itu hanyalah tersebab gerakan zigzag dan Bumi ketika berkitar mengelilingi Surya.

Kejadian yang dilihat ialah sebagai berikut:
Pada tanggal 21 Maret, Surya tepat berada di atas garis ekuator sambil bergerak ke arah utara, dan tanggal 21 Juni Surya mencapai titik 23½ derajat dari ekuator, titik pada garis keliling yang dinamakan dengan Tropic of Cancer. Ketika itu berlaku siang terpanjang di belahan utara, sebaliknya malam terpanjang di belahan selatan. Dari tanggal 21 Juni Surya mulai bergerak kembali ke arah ekuator dan tepat berada di atas garis ekuator pada tanggal 21 September.

Pada tanggal 22 September Surya terus bergerak dari garis ekuator ke arah selatan dan sampai di garis yang dinamakan Tropic of Capricorn yaitu pada titik 23½ derajat dari ekuator keliling Bumi. Ketika itu tercatat tanggal 22 Desember waktu mana berlaku siang terpanjang di belahan selatan dan malam terpanjang di belahan utara. Selanjutnya Surya bergerak kembali ke arah ekuator Bumi dan sampai pada tanggal 20 Maret untuk pergantian musim selanjutnya.

Tegasnya, jadwal Shalat ditentukan oleh gerak putaran Bumi dari barat ke timur yang menyebabkan Surya terbit di timur dan terbenam di barat dengan mana daerah yang ada di suatu garis bujur mempunyai waktu yang sama dan selatan ke utara. Bukanlah jadwal Shalat ditentukan oleh lenggang Bumi ke utara dan ke selatan garis ekliptik hingga menimbulkan waktu siang dan malam berlainan lamanya sepanjang tahun. Maka orang yang kebetulan berada di kutub utara atau di kutub selatan di mana pergantian siang malam hanya sekali dalam setahun disebabkan oleh lenggang Bumi tadi, hendaklah memakai Waktu Standar tertentu di mana satu hari berlaku 24 jam sebagai yang berlaku di Torrid Zone dan di Temperature Zone. Dan dalam satu hari itu dia wajib mendirikan Shalat yang lima kali menurut jadwalnya.
Shalat Zuhur berlaku sesudah Surya berada di titik Zenith di daerah Ekuator garis bujur tertentu. Shalat 'Ashar sesudah Surya mencapi titik 135 derajat di ufuk barat. Shalat Maghrib sesudah Surya selesai terbenam di barat. Shalat Isya berlaku sesudah syafak atau sinar Surya hilang di ufuk barat, dan Shalat Subuh berlaku sesudah fajar tampak menyingsing di ufuk timur dipandang dari daerah Ekuator itu.

Ketentuan jadwal Shalat demikian juga harus berlaku di permukaan planet lain yang masing-masing lama harinya berlainan, sebanding dengan kecepatan rotasi planet itu sendiri di sumbunya. Jika benarlah Jupiter berotasi selama 9 jam 50 menit maka satu hari di planet itu adalah 9 jam 50 menit waktu mana Shalat lima kali sehari wajib dilakukan. Jadwal Shalat seperti pada penduduk Bumi tadi juga berlaku bagi penduduk Jupiter atau bagi pendatang baru dari planet lain. Demikian pula hukum hidup sebagaimana ditentukan ALLAH dalam Alquran, harus berlaku di semua tempat, di planet mana pun, di segala zaman. Kini peningkatan ilmu sedang bergerak maju pada mana ketentuan hukum yang ada dalam Alquran memberikan petunjuk logis dan akan nyata kebenarannya pada masa tertentu sesuai dengan pembukaan yang diizinkan ALLAH:



Sebagai tambahan perlu rasanya disampaikan bahwa kalau diperhatikan susunan angka-angka yang ditunjuk jarum jam dalam pemakaian sehari-hari akan tampaklah ketimpangan yang selama ini jarang sekali diperhatikan orang. Ketimpangan itu ialah perbedaan antara angka yang ditunjuk jam untuk menentukan waktu, dan posisi Surya ketika itu jika dipandang dari daerah tertentu. Orang menyatakan Surya terbit pada jam 6, sementara jarum jam juga menunjuk pada angka 6, kemudian berpindah menunjuk kepada angka 7, 8, 9, 10, 11, 12. Seterusnya jarum menunjuk pada angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 waktu mana Surya terbenam di barat. Demikian jarum jam menunjuk pada angka 12 di waktu tengah malam dan pertengahan siang, dan menunjuk angka 6 di waktu Surya terbit dan terbenam. Jadi siang hari dimulai dari jam 6 diakhiri dengan jam 5, begitu pula permulaan dan akhir malam. Itulah ketimpangan yang sebenarnya tidak perlu berlaku.

Kalau orang konsekuen dan menyesuaikan angka penunjuk jarum jam dengan keadaan sehari-hari, tentulah dia menyatakan Surya terbit pada jam 1 sebagai angka permulaan sesuai dengan permulaan siang, dan diakhiri dengan angka 12, begitu pula untuk permulaan dan akhir malam, atau tepatnya bermula dari jam 00.01 dan berakhir pada jam 12.00, hingga satu kali siang atau malam masing-masingnya berlangsung selama dua belas jam sesuai dengan keadaan dan penyebutan.

Dalam Alquran tidak disebutkan angka-angka jam karena hal itu hanyalah persoalan teknik yang harus disusun manusia, tetapi sering dinyatakan adanya pergantian siang malam yang ditimbulkan oleh rotasi Bumi 360 derajat disebut dengan HARI, maka hendaklah masing-masingnya dimulai dengan angka 1 sebagai angka permulaan, dan tidaklah tepat jika dikatakan malam dimulai dengan angka 06.01 dan disudahi dengan angka 06.00.

Namun semua itu bukanlah hukum yang harus berlaku dalam masyarakat. Yang kita kemukakan hanyalah ketimpangan yang terjadi dalam kehidupan tradisi, dan cara bagaimana memperbaikinya hingga penunjukan jarum jam sesuai dengan keadaan wajar. Ketimpangan demikian adalah satu dari pengaruh Bani Israil yang semenjak lama menyusup ke dalam semua lapisan masyarakat hingga menjadi tradisi tanpa kewajaran. Demikianlah pula penamaan hari yang 7 dalam seminggu yaitu Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum'at sesuai dengan ajaran Islam, tetapi hari ke-7 dinamakan Saptu yang artinya "istirahat" sesuai
dengan kebiasaan Yahudi dengan kemarahan ALLAH.

Begitu pula penanggalan tahunan yang menurut Ayat 9/36 harus didasarkan pada orbit Bulan, tetapi karena adanya pengaruh Bani Israil, tanpa kesadaran, orang-orang Islam banyak sekali yang memakai penanggalan musim yang dinyatakan ALLAH pada Ayat 9/37 sebagai hal yang menambah pada kekafiran. Mereka berbulan baru pada hal Bulan di angkasa tampak purnama yang seharusnya dinyatakan pertengahan bulan dalam penanggalan.

Mereka berbulan baru tanpa dasar dan alasan, kecuali penyebutan tradisional sebagai penyimpangan dari kewajaran. Begitu pula dalam bertahun baru menurut penanggalan musim atau Solar Year yang umumnya disebut tahun Masehi, mereka tidak memiliki dasar dan bukti. Jika penanggalan itu benar-benar cocok dengan pergantian musim yang menjadi dasar penyusunannya, maka permulaan tahun atau tahun barunya bukanlah pada 1`Januari tetapi 23 Desember yaitu tanggal permulaan Surya tampak bergerak dari Tropic of Capricorn di belahan selatan Bumi ke arah Tropic of Cancer di belahan utara.

Kalau misalnya penanggalan itu didasarkan pada orbit Bumi keliling Surya, maka tahun barunya juga tidak tepat di sepanjang zaman, karena orbit Bumi 360˚ keliling Surya bukanlah berlaku selama 365˚¼ hari pada abad 15 Hijriah, tetapi 370 hari dengan bukti bahwa posisi bintang-bintang di angkasa setiap tanggal 1 Januari dari tahun ke tahun senantiasa terlambat 4˚ 48'. Jadi pada setiap tahun barunya ternyata Bumi bukan berada permulaan orbitnya, bukan dimulai dari waktu Bumi berada di titik Prihelion orbitnya, dan bukan pula dimulai waktu Bumi berada pada derajat permulaan geraknya keliling Surya. Hal ini akan kita perbincangkan berikut di belakang ini.

No comments:

Post a Comment

Pola perawatan ciblek sawah agar rajin berbunyi

Pola perawatan ciblek sawah agar rajin berbunyi Burung ciblek sawah disebut dengan julukan (ciwah) burung tersebut merupakan burung yang mem...