 |
| wanita sedang diwawancara |
Gaji besar mungkin menjadi impian sebagian besar pekerja di dunia. Karena gaji besar, dapat menunjang kehidupan ekonomi mereka. Banyak cara yang dilakukan orang demi mendapatkan gaji besar, salah satunya dengan berpindah-pindah perusahaan.
Tapi sebenarnya, berpindah-pindah perusahaan juga tidak menjamin para pekerja mendapatkan gaji besar, jika mereka tidak memahami trik-trik untuk mendapatkannya.
Banyak orang yang menginginkan gaji tinggi, tapi urung mendapatkannya, padahal mereka sudah berpindah-pindah perusahaan. Lalu, bagaimana solusinya? Berikut trik-trik yang bisa Anda coba untuk mendapatkan gaji besar.
1. Berikan angka yang pas dalam penawaran.
Hasil penelitian dari Columbia Business School menunjukkan bahwa, memberikan angka yang pas akan memberikan penilaian yang lebih kuat dalam negosiasi. Menurut Malia Mason, salah satu penulis dalam studi tersebut mengatakan bahwa, bernegosiasi dengan memberikan angka pasti akan memberikan pemikiran bahwa Anda telah melakukan penelitian sebelumnya.
2. Sarankan kisaran gaji jangan satu angka saja.
Memberikan angka yang pas bukan berarti Anda hanya mengajukan satu angka saja. Dalam sebuah studi terpisah, Mason dan rekannya di Columbia Business School, Daniel Ames menemukan bahwa, dengan memberikan kisaran gaji, termasuk di atas target yang Anda inginkan, merupakan cara terbaik untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
3. Pikirkan negosiasi sebagai kompetisi.
Dalam bernegosiasi untuk mendapatkan gaji besar, pihak
perusahaaan mungkin akan menginginkan hal sebaliknya. Maka, berpikirlah bahwa peluang yang sedang Anda miliki sebagai kompetisi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Menurut penelitian dari George Mason, Professor Michelle Marks dan Professor Crystal Harold, mereka mengemukakan lima strategi yang berbeda, yaitu akomodatif, menghindari, berkolaborasi, bersaing dan pengorbanan. Tapi, mereka memperingatkan bahwa berkorban bukanlah strategi yang baik. Sebaliknya, Marks dan Harold menemukan bahwa, orang yang menggunakan strategi kompetitif atau kolaboratif dengan diskusi terbuka mengenai isu-isu dan perspektif, berakhir dengan gaji yang lebih tinggi daripada mereka yang menerima atau mengorbankan.
perusahaaan mungkin akan menginginkan hal sebaliknya. Maka, berpikirlah bahwa peluang yang sedang Anda miliki sebagai kompetisi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Menurut penelitian dari George Mason, Professor Michelle Marks dan Professor Crystal Harold, mereka mengemukakan lima strategi yang berbeda, yaitu akomodatif, menghindari, berkolaborasi, bersaing dan pengorbanan. Tapi, mereka memperingatkan bahwa berkorban bukanlah strategi yang baik. Sebaliknya, Marks dan Harold menemukan bahwa, orang yang menggunakan strategi kompetitif atau kolaboratif dengan diskusi terbuka mengenai isu-isu dan perspektif, berakhir dengan gaji yang lebih tinggi daripada mereka yang menerima atau mengorbankan.
4. Tunjukkan keprihatinan yang Anda miliki.
Ketika bernegosiasi, kebanyakan orang lebih terlihat bahagia dan tidak menunjukkan bahwa ia membutuhkan gaji tinggi. Menurut Profesor Harvard, Deepak Malhotra, strategi terbaik adalah dengan mengungkapkan semua kekhawatiran Anda dan perhatikan mana yang lebih penting.
5. Cari cara agar pewawancara bercerita mengenai dirinya.
Bukalah negosiasi dengan sedikit obrolan, akan lebih baik lagi, jika Anda bisa membuat pewawancara berbicara tentang diri mereka sendiri. Menurut Harvard neuroscientist, Diana Tamir, penulis penelitian terbaru tentang efek neurologis mengatakan bahwa, dengan berbicara mengenai diri sendiri, hal tersebut dapat memberikan sensasi kenikmatan yang sama, seperti makanan atau uang.
6. Katakan bahwa gaji menjadi prioritas Anda.
Dalam bernegosiasi, katakan bahwa gaji merupakan hal yang paling penting bagi Anda. Menurut penelitian, hal tersebut merupakan cara yang ampuh untuk membantu rekan-rekan Anda memahami kepentingan Anda tanpa harus memberikan terlalu banyak informasi.
7. Jadilah sedikit tak terduga.
Menyuntikkan beberapa semangat dan ketidakpastian dalam bernegosiasi dapat memberikan keuntungan tersendiri. Dalam sebuah studi dari profesor Columbia Business School, Adam Galinsky menemukan bahwa, inkonsistensi emosional dari negosiator menyebabkan konsesi yang lebih besar dari pihak lain karena mereka merasa kurang dalam mengendalikan situasi.
style="height: 194px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: -7px; width: 259px;" /> 
